Dari Mana Berita Berasal?
1. Kejadian yang berlangsung alamiah (bencana alam,
kecelakaan,pembunuhan, dll)
Kejadian yang tak terencana tak jarang menjadi berita besar. Sebuah kecelakaan kereta api di perlintasan tengah kota, dengan korban puluhan orang, beritanya akan tersebar cepat ke seluruh penjuru kota. Hanya dalam hitungan menit, warga kota sudah mendengar berita itu, baik melalui radio maupun breaking news televisi.
Bagiamana dengan koran yang baru terbit esok hari? Untuk mencari informasi lengkap, tak jarang warga menunggu koran. Agar koran tetap dibaca, maka wartawan harus mencari sisi lain yang tidak ada dilokasi kejadian. Misalnya, mendatangi keluarga korban dan mengorek kisah dari orang-orang dekatnya. Juga mencari tahu tentang kelayakan kereta yang beroperasi itu, dan kereta-kereta sejenisnya.
Begitu pula dengan kejadian pembunuhan. Pada saat kejadian, kebanyakanwartawan hanya terfkus di lokasi kejadian. Padahal mestinya, merekaharus segera bergerak mencari tahu lebih jauh dari sekadar yang ada diTKP. Sekali lagi, orang-orang dekat korban akan sangat membantu dalammemperkaya data.
2. Kegiatan terencana
(rapat, konferensi pers, dll)
Sumber berita yang paling jelas adalah jadwal acara sehari-hari yangterjadi di sebuah kota. Mulai dari rapat pemerintah, rapat DPRD,pembukaan bisnis, komunitas, dan konferensi pers. Daftar acara sepertiitu biasanya bukan otomatis menjadi berita menarik. Tapi, akan lebih baikbila acara semacam itu menjadi titik awal dari sebuah berita menarik.
Wartawan yang sudah bertahun-tahun meliput di sebuah intitusi, akandengan mudah mengembangkan berita dari sebuah rapat dewan atau rapatpejabat. Bahkan dari sebuah jumpa pers, wartawan bisa mengembangkannyalebih jauh dari sekadar yang disampaikan pemilik acara (isi jumpa perspasti hanya hal-hal positif dari pemilik acara).
Pelajaran pertama watawan Jawa Pos, ketika menghadiri jumpa pers,biasanya akan mengikuti apa adanya. Tapi, setelah selesai, merekamemiliki kewajiban mengejar lebih jauh. Pertanyaan-pertanyaan kunciharus disimpan, kemudian ditanyakan sendiri, ketika yang lain sudah pergi.
Kejadian terencana lain, seperti unjuk rasa juga bisa menjadi berita.Tapi, wartawan harus hati-hati dengan kemungkinan dimanfaatkan olehorang-orang yang memiliki agenda di balik aksi itu.
3. Upaya wartawan
Tak ada kejadian bukan berarti tidak ada berita. Inisiatif dan kerja keras wartawan tak jarang justru menghasilkan berita bagus.
Usaha-usaha seperti membuka buku APBD atau dokumen-dokumenpembangunan daerah, akan menghasilkan berita menarik.
Ketelatenan wartawan untuk mendatangi tempat-tempat pelayanan umum (pembuatan KTP, kantor imigrasi, BPN, dll) pasti akan menghasilkan tulisan eksklusif.
Bila sedang tidak ada acara, tidak ada salahnya jika wartawan maukeliling kota untuk menghitung pohon yang mati mengering. Ataumenghitung papan reklame yang tumbuh tak terkendali.
Bagaimana Agar Beda?
1. Menjaga independensi (tidak terkooptasi, tidak berhubungan dengan iklan)
2. Memiliki keberanian dan keinginan kuat untuk membuat berita yang beda(mau capai dan berkeringat)
3. Kaya trik (menyusup, menyamar, melakukan sendiri)
4. Banyak membangun jaringan (penyuplai data tak jarang dari jaringan ini)
5. Memiliki data kuat
6. Visi wartawan dan redaktur harus sama
7. Tahan terhadap tekanan dari luar (cemoohan, ejekan bisa jadi penambahsemangat)
8. Mau keluar uang (sekadarnya)
9. Wartawan dan redaktur membuat perencanaan bersama
Selasa, 19 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar